Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Saya Kini Pindah Ke Ubuntu 22.10, Inilah Pengalaman Saya!




Sebelumnya saya aktif menggunakan Windows 11 Insider Beta 22623, dimana OS yang saya gunakan sehari hari tersebut saya rasa memiliki cukup banyak bug yang mengganggu penggunaan saya sehari hari, semua bug tersebut bisa kamu lihat dan baca pada halaman berikut

Nah dikarenakan adanya bug tersebut, ditambah ternyata ada masalah yang menyebabkan laptop saya sering mati sendiri karena overheat, sekalian saya bersihkan, saya coba ganti SSD berisi Windows 11 saya dengan SSD baru yang akan saya instalkan OS Linux didalammnya. 

Awalnya saya ingin gunakan Elementary OS 7 Horus

Sedikit informasi, Elementary OS 7 Horus sebenarnya sudah dirilis, dimana ada banyak banget peningkatan yang dihadirkan di versi ini, dan seperti yang sudah kamu tahu terutama nih pembaca lama blog ini, saya ini suka dan cinta benget dengan Elementary OS, bahkan sejak versi Elementary OS 0.2 Luna dulu, saya sudah mencoba dan menggunakannya. 



Namun setelah saya coba instal di Virtual Machine untuk melihat pengalaman dan impresi awal, ternyata tidak banyak perubahan yang saya dapatkan, sehingga dengan itu saya urungkan niat saya untuk menjadikan Elementary OS 7 sebagai OS utama saya, dan kemudian saya beralih ke Ubuntu 22.10 yang memang sudah jelas kaya akan fitur baru didalamnya. 

Instalasi dan Impresi Pertama

Untuk instalasi Ubuntu 22.10 (kudu) ini sendiri tidaklah sulit dan sama saja seperti kebanyakan instalasi OS Linux pada umumnya, disini saya hanya menggunakan 3 partisi, Root (/), EFI File System (EFS) dan Swap. 


Untuk ukuran storage yang saya gunakan sendiri tidak terlalu besar, saya mengandalkan SSD dari MidasForce dengan ukuran 128 GB yang saya rasa sangat cukup untuk menjalankan OS ini beserta aplikasi penting yang akan saya gunakan didalamnya. 

Setelah proses instalasi selesai, tampilan yang disuguhkan bisa dikatakan Ubuntu banget, terlebih disini saya menggunakan Desktop Environment favorit saya selain Pantheon yaitu Gnome, dimana tampilan Gnome ini memang klasik dan mencirikhaskan Ubuntu banget. 

Selain dari segi tampilan dan user interface, fitur yang disuguhkan cukup menarik juga, terlebih ada beberapa peningkatan yang dihadirkan pada bagian Control Center, seperti penambahan sejumlah tool dan akses cepat, termasuk screenshot dan screen recorder. 


Selain itu, ukuran jendela dari aplikasi yang kita buka juga kini lebih responsif dan lebih baik, contohnya seperti pada gambar berikut. 


Oh iya, disini saya menggunakan Wallpaper Stock Windows 11 Versi Dark yang bisa kamu dapatkan disini

Aplikasi Yang Saya Install

Nah karena masih ada cukup banyak fitur yang belum saya jelajahi, disini saya masih melakukan konfigurasi awal saja karena OS ini akan saya gunakan sehari hari mulai saat ini, dimana dengan itu tentu harus ada aplikasi penunjang yang saya install, apa sajakah itu? berikut adalah diantaranya. 

Yang pertama ada Google Chrome, dimana browser ini saya gunakan sehari hari untuk menulis artikel di WinPoin, di Blog ini dan melakukan aktivitas Online lainnya. 


Kemudian, ada VMware Workstations Pro 17 yang saya install dan gunakan untuk menjalankan Windows 11 22H2 yang saya gunakan juga saat ini, dan jujur aja meskipun saya sudah beralih ke Linux, ada sebagian hal dari ekosistem Windows yang tidak bisa saya tinggalkan, misalkan Microsoft Office 2021 yang sudah saya beli, Guitar Rig untuk menghubungkan Gitar Fender saya, dan juga Affinity Photos tempat saya mengedit thumbnail dan foto lainnya. 


Selain itu ada aplikasi penunjang lain seperti Notions, Spotify, WhatSie (alternatif aplikasi WhatsApp), Slack, dan Visual Studio Code. 


Fitur Ubuntu paling bermanfaat untuk saya?

Untuk fitur Ubuntu sendiri, mungkin bisa dikatakan ini fitur Gnome sih, yaitu Workspace atau Multitasking. Nah entah itu di Windows 10, Windows 11, Elementary OS dan bahkan Ubuntu, saya paling suka bermain dengan fitur ini, dimana fitur ini sungguh sangat bermanfaat untuk saya yang sering melakukan banyak multitasking tanpa harus memenuhi satu Workspace utama, jadi misalkan Workspace 1 untuk media, 2 untuk kerja, dan seterusnya, dimana dengan itu saya bisa memisahkan perworkspace dengan bagiannya masing masing. 



Selain itu fitur lainnya sama saja sih, namun mungkin ada satu yang kurang, yaitu clipboard history, sejujurnya saya sudah kecanduan dengan fitur ini semejak Windows 10 1809, namun karena di Ubuntu 22.10 ini tidak ada fitur serupa, maka saya harus membiasakan diri saya atau mendownload aplikasi alternatif lain yang mirip dengan clipboard history di Windows 10 dan Windows 11. 

Secara umum, setelah saya menggunakan Ubuntu 22.10 Kudu ini, saya cukup suka, meski memang tidak banyak hal yang spesial mengingat OS linux ini memang begini begini saja, tinggal kita saja yang berkreasi dan membuatnya spesial, tapi, saya suka, entah itu karena tampilan Gnome nya, fitur baru-nya, dan lainnya, saya suka. 

Nah mungkin sekian dulu saja ulasan singkat saya kali ini, mungkin akan ada pembahasan lain mengenai OS ini kedepannya, jadi pastikan kamu stay terus di blog ini ya guys, follow juga sosial media saya @gylang_satria baik di Twitter dan Instagram. 

Terima Kasih. 
Gylang Satria
Gylang Satria Penulis, Blogger dan Author di WinPoin .

Post a Comment for "Saya Kini Pindah Ke Ubuntu 22.10, Inilah Pengalaman Saya!"